Review Buku #2: Loving the Wounded Soul — Regis Machdy

Herwinda Marwaa
3 min readOct 11, 2020

--

Bersamaan dengan Happy World Mental Day, 10 Oktober 2020, saya menulis review mengenai buku ini. Buku yang menurut saya pribadi, sangat cocok untuk dibaca saat kita ingin lebih mengenal mental illness, khususnya Depresi.

Sumber: Dokumen Pribadi

Penderita depresi juga sama-sama menderita seperti penderita asma

Pada bab 1 buku ini, pembaca diajak untuk memahami apa itu stress dan penyakit mental. Ia mengatakan bahwa stres merupakan hal yang normal dan penyebab stres (stresor) itu sendiri berasal dari peristiwa yang netral. Ia menyajikan sebuah perumpamaan yang membuat kita melihat 2 point of view. Respon yang kita berikan disaat kita mengalami stres itulah yang membentuk diri kita yang sekarang, entah itu tangguh atau rapuh, optimis atau pesimis. Pada bagian ini, ia juga menjelaskan bahwa stress dapat kita lihat pada diri kita maupun diri orang lain melalui beberapa gejala, yaitu gejala pada pikiran, perasaan, tubuh, dan perilaku. Pendiri pijarpsikologi.org ini juga menjelaskan bahwa stress itu terjadi pada siapapun dan membuat kita menjadi manusia dewasa yang mampu berpekir, merasakan sesuatu, maupun bijaksana. Pada bagian kedua pada bab ini ia mulai mengantarkan kita mengenai depresi adalah penyakit yang berbahaya. Ia juga menjelaskan bahwa adanya perbedaan perilaku yang diterima oleh “orang yang sakit fisik” dengan “orang yang sakit mental”. Selanjutnya, ia menjelaskan bagaimana keilmuan medis memandang depresi. Pada akhir bab ini, ia menyimpulkan bahwa:

Depresi memang sebuah penyakit dan tidak ada satu orang pun yang memilih untuk mengalami depresi. Sama seperti penderita asma atau alergi, mereka tidak memilih untuk mengalaminya.

Hal lain yang dibahas pada buku ini

Pada bagian selanjutnya, ia memaparkan mengenai ciri-ciri depresi. Pertama-tama ia menjelaskan apa yang membedakan depresi dengan sedih biasa, lalu ia juga menegaskan bahwa depresi itu bisa kambuh (relapse). Seperti yang kita tahu, depresi merupakan lifelong-debilitating illness yang memiliki resiko relapse 80% dan proses relapse memakan waktu yang lama. Selanjutnya, ia memaparkan mengenai ketidaknyamanan fisik yang berhubungan dengan ketidaknyamanan emosi. Ia pun menjelaskan ulang tentang hal tersebut dari buku garapan Louise Hay yang berjudul “You Can Heal Your Life”.

Selain beberapa hal di atas, Regis Machdy juga menjelaskan bahwa siapapun bisa depresi. Entah itu artis, tidak memandang gender (pada bagian ini akan dijelaskan mengapa pria lebih rentan bunuh diri), orang-orang pintar, ekstrover maupun introver, dan tentunya Highly Sensitive Person. Hal yang berhubungan dengan faktor biologis dan pengaruh lingkungan pun dijelaskan pada buku ini. Bagian terakhir buku ini pun sangat memiliki makna yang dalam karena pada bagian tersebut ia mengaitkan dengan iman, spiritualitas, dan juga cinta kasih. Tidak hanya teori-teori saja yang ia sampaikan, ia menambahkan pengalaman pribadinya atau yang disebutnya “curhat colongan”.

Sumber: Dokumen Pribadi

Dikarenakan pada awal buku ini memiliki daftar istilah-istilah psikologi, Anda tidak perlu khawatir akan istilah-istilah yang masih asing di buku ini. Bahasa yang digunakan tidak berat, walaupun banyak dijumpai istilah-istilah psikologi. Pada halaman awal buku ini, pembaca disuguhkan dengan bagian Cara Menggunakan Buku ini. Bahkan, Regis Machdy menyarankan agar pembaca tidak perlu membaca buku ini secara runut dan tidak harus menamatkan semua bab. Selain itu, ia juga menyarankan pembaca untuk mencari bab yang membangkitkan rasa penasaran. Saya benar-benar merekomendasikan buku ini. Saya harap dengan membaca buku ini, makin banyak orang yang aware dengan depresi ini.

--

--

Responses (1)